Urip pancen kudu wani pait, karena hidup tak mungkin selalu manis. Kadang terpaksa harus mengalami hal pahit. Tapi justeru karena rasa pahit itu ada, sehingga kita bisa merasakan manisnya hidup. Halah..
Mbelgedes
Kalo udah begini saya jadi berubah sok filosofis, padahal untuk urusan minum kopi, saya termasuk penikmat kopi yang me-mbelgedes-kan filosofinya. Karena terlalu kejeron memikirkan filosofinya bisa-bisa malah lupa bahwa secangkir kopi terlalu enak untuk dinikmati, lalu lupa untuk bahagia. Oleh karena itu, sruputlah kopinya dan bahagialah.
Oleh karena itu, sruputlah kopinya dan bahagialah.
Nah, kalo yang ini terus terang ceritanya berawal dari spontanitas saja, ngobrol dengan sahabat saya (jejaka ting-ting sing bagoes dewe sak kampung, juga calon mantu idaman setiap emak-emak yang punya anak gadis) yg kebetulan sesama sruputers. Kemudian dia sendiri juga yang merancang disainnya, dan akhirnya pada 20 Januari 2018 di releaselah kaos ini.
Ketika postingan ini di publish, stock tinggal XL 1pcs dan M 4 pcs. Sedangkan besok embuh ndak tahu.
Urip Paitan Kopi
Wedi Pait, Rasah Urip.
Mati ngopi lur..